BLOG

Tanah Liat Pilihan

Sewaktu di negeri sakura, istri saya menyaksikan proses pembuatan guci keramik. Ternyata tidak mudah membuatnya. Butuh proses yang lama, keahlian yang mumpuni, dan yang pasti kudu sabar.

Proses pembuatannya diawali dengan pemilihan tanah liat. Lempung yang dipilih memang khusus. Harus yang bertekstur halus dan bebas dari kerikil-kerikil kecil. Setelah itu tanah liat diletakkan dalam wadah beralas kayu. Diperhalus dengan dipukul, dibanting, diremas, berualng-ulang. Ketika proses ini berakhir, tanah liat kemudian ditaruh di atas piringan kayu yang bisa berputar. Proses pembentukan guci pun dimulai.

Dengan bantuan sedikit ait, tanah liat yang berada di atas alas kayu diputar. Bahasa melayu-nya “berpusing”. Tangan pengrajin guci keramik menari dengan lihai. Sambil membentuk guci. Bentuk guci kasar telah terbentuk, dan kemudian dipanaskan dalam tungku. Setelah mengeras, guci diberi warna dasar putih supaya mudah dihias. Dan dipanaskan lagi dalam tungku. Api dalam tungku dibiarkan mati dan suhu guci dibiarkan dingin secara alami. Proses pendinginan ini butuh waktu sekitar 1 minggu.

Guci dengan warna dasar putih tadi kemudian dicat sesuai pola yang diinginkan. Dan dibakar kembali. Hingga terwujudlah guci keramik yang indah dan bernilai mahal.

Kita semua mengerti, guci keramik berasal dari tanah liat yang tampak tidak punya potensi. Namun ketika telah ditempa dengan berbagai ujian mental, seperti dibanting, dipukul, diputar, diremas, dibentuk hingga dibakar, akhirnya keramik yang indah pun terwujud.

Pages: 1 2

TAGS > , , , , , , , , , , , , , , ,

Post a comment