Tidak Selamanya Kritik Harus Diterima
Sewaktu acara “Who Wants to be a Public Speaker” angkatan ke-2, setiap peserta berhak tampil di depan untuk menyampaikan inspirasinya. Salah satunya adalah Mas Cahaya, kisah yang disampaikannya sangat inspiratif dan membuat saya masih mengingatnya sampai saat ini.
Mas Cahaya bercerita, dahulu kala, seorang Ayah dan putranya yang ingin pergi dari kota A ke kota B dengan menaiki seekor keledai. Sebelum sampai ke kota B, mereka harus melewati beberapa kota persinggahan. Awalnya sang Ayah yang menuntun, sedangkan sang Anak naik di atas keledai. Sesampainya di kota persinggahan yang pertama, mereka berpapasan dengan sejumlah penduduk kota yang mengatakan, “Wah, kurang ajar nih Anak, Ayahnya disuruh menuntun, sedangkan dia enak-enakan di atas keledai.” Mendengar ucapan tersebut, sang Ayah kemudian meminta anaknya turun dan menuntun, sedangkan dirinya naik di atas.
Di kota persinggahan berikutnya, muncul lagi cemoohan dari masyarakat sekitar. “Wah, Ayah tak tahu malu, dirinya di atas keledai, sedang si Anak yang masih kecil disuruh menuntun, kasihan…” Mendengar cemoohan, rupanya sang Ayah tak tahan. Akhirnya dia minta sang Anak ikut naik bersamanya di atas keledai.
Saat tiba di kota ketiga, dirinyapun mendapat ejekan dan kritik dari orang-orang sekitar, “Hm…keluarga yang tak punya belas kasihan pada hewan. Sudah tahu keledai kecil, kurus, masih saja dinaiki oleh dua orang. Tak tahu malu…” Sang Ayah merasa serba salah. Dan terakhir kali dia meminta sang Anak bersamanya turun dan menuntun keledai bersama.
Di kota keempat pun tak jauh berbeda. Ternyata di kota inipun mereka juga mendengar cemoohan, “Walah, Ayah sama anak ini gimana toh, wong sudah punya keledai kok tidak dinaiki, malah dituntun. Keluarga yang aneh.” Akibat mendengar semua kritikan, sang Ayah akhirnya tidak bersemangat lagi melanjutkan perjalanan, dan akhirnya mereka berdua tak pernah sampai ke tujuan.
Kisah ini seakan menegur saya, pernahkah Anda ingin melakukan satu hal yang Anda rasa benar, namun mendapat kritik tajam dari rekan Anda? Pernahkah Anda mengatakan punya impian yang tinggi, namun malah diketawakan oleh rekan Anda? Pernahkah Anda mencoba fokus terhadap satu bisnis tertentu, tapi malah digunjing oleh orang lain yang menyebut bisnis Anda tidak punya masa depan? Saya pernah mengalaminya. namun saya tetap yakin dengan jalan yang saya pilih.