Semua Bermula dari Langkah Kecil
Langkah kecil kesuksesan. Semua orang yang hidup di dunia pasti ingin kesuksesan. Namun ternyata tidak banyak yang bisa meraihnya. Banyak faktor memang. Mulai dari niat, kesungguhan, tekad, modal, keberuntungan dan sebagainya. Namun bagi saya, sebenarnya awal mula kesuksesan itu bisa terlihat dari kemauan seseorang untuk memulai langkah kecil. Ya, langkah kecil untuk lebih maju, lebih berkembang dan lebih inovatif dari sebelumnya. Tak masalah berapapun dia mengalami kegagalan, yang penting adalah mau atau tidaknya dia untuk bangkit lagi.
Ketika saya mengawali terjun di dunia pelatihan desain slide presentasi, semua pun saya lakukan sendiri. Mulai dari membuat proposal, mengontak tempat acara, membuat rundown, menyiapkan materi dan fasilitas peserta hingga promosi baik secara online maupun offline, sampai evaluasi acara dan dokumentasi. Memang ada satu atau dua orang rekan yang membantu, namun sebagian besar tugas masih di pundak saya. Lelah memang, namun saya yakin, ini adalah langkah kecil saya untuk mendaki gunung kesuksesan. Tanpa langkah kecil ini, sampai kapanpun tingginya gunung tak pernah bisa ditaklukkan.
Jika ingin naik lebih tinggi, maka langkah kecil tadi harus dipercepat. Saya pun mulai merekrut kader, menulis buku desain slide presentasi “Amazing Slide Presentation” yang saat ini sudah jadi buku best seller nasional, hingga menimba ilmu langsung dari pakar desain dan komunikasi dunia Garr Reynolds. Sekarang saya sudah memiliki perusahaan sendiri. Membina lebih dari 15 orang kader desain slide powerpoint yang tersebar di seluruh Indonesia. Saya juga dikontrak perusahaan training asal Indonesia dan Malaysia. Saya dalam proses keberangkatan ke Osaka untuk bertemu Garr Reynolds. Serta saat ini pun saya sedang menyelesaikan buku desain slide edisi bahasa Inggris untuk diterbitkan secara internasional. Mohon doanya.
Ketika saya mengikuti sebuah seminar di Sidoarjo, saya duduk di bangku audiens. Seorang motivator di depan mencoba menyampaikan tips-tips kesuksesan. Saya sempat mendengar seorang audiens mengatakan, “Halah, motivator itu bisanya cuma ngomong, ga bisa ngelakuin. Nggedabrus (omong doang), kalau cuma ngomong saya pun bisa.” Saya tersenyum, dan mengatakan padanya, “Tapi buktinya yang berbicara di depan itu dia, bukan Bapak kan.. hehe.” (dengan nada bergurau).