BLOG

Rezeki Bukan dari Pekerjaan Anda

Rezeki adalah misteri. Sama dengan umur, maupun jodoh manusia. Rezeki adalah sesuatu yang pasti datangnya, namun belum pasti jumlahnya. Yang saya maksud rezeki disini khusus dalam bentuk harta. Memang rezeki tidak hanya dalam bentuk harta benda, kesehatan, keberuntungan, dan kesempatan pun juga sebuah rezeki. Namun supaya pembahasan kita terfokus, disini saya hanya menulis tentang rezeki berupa harta benda.

Dulu saya mengira, rezeki berasal dari pekerjaan saya. Bukan yang lain. Jika saya bekerja, maka saya mendapat rezeki, namun jika saya tidak bekerja maka rezeki tidak akan datang. Mindset ini terus bergulir selama beberapa tahun, hingga akhirnya saya memahami, bahwa sejatinya rezeki bukan semata-mata dari pekerjaan, namun rezeki hanya berasal dari Tuhan.

Mengapa saya bilang rezeki bukan dari pekerjaan? Karena jika itu yang terjadi, setiap orang yang bekerja pasti mendapat rezeki, namun ternyata tidaklah demikian. Ada pedagang yang seharian bekerja namun hingga tempat usahanya tutup di sore hari, dia tidak memperoleh apa-apa. Demikian pula, ada orang yang tidak perlu bekerja (investor), tapi penghasilannya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Hal umumnya disebut dengan pendapatan pasif atau passive income.

Artinya, perputaran rezeki bukan diatur oleh manusia, namun sesungguhnya ada Yang Maha Mengatur rezeki tiap-tiap makhluk di dunia. manusia hanya mampu menyiapkan keran-keran yang siap mengucurkan limpahan rezeki. Pekerjaan, koneksi, relasi, jaringan, kustomer, adalah contoh keran-keran rezeki. Apakah rezeki di keran tersebut keluar atau tidak, itu bukan lagi kuasa manusia, namun kembali kepada Sang Maha Pengatur.

Nah, jika kita ingin keran rezeki kita mengalir deras, maka upayakan keran tersebut memiliki standar yang diinginkan oleh Sang Pemberi Rezeki. Ketika standar itu kita penuhi, maka rezeki akan mengucur dengan lancar. Salah satu standar keran rezeki adalah selalu berbagi dengan sesama. Bahasa lainnya adalah bersedekah. Bersedekah akan memperbesar volume dan tekanan rezeki untuk mengalir deras pada kita. Sang Maha Pengatur berjanji akan melipatgandakan rezeki orang-orang yang bersedekah hingga 10 kali lipat. Tinggal kita, mau yakin atau tidak dengan janji-Nya. Yang pasti Tuhan tidak pernah menginkari janji-janji-Nya untuk manusia.

Standar yang lain dari keran rezeki adalah selalu berusaha, berdoa dan tak kenal menyerah. Mengapa harus tidak kenal menyerah? Karena Tuhan Maha Melihat. Dia Maha Adil. Tuhan akan memberikan rezeki pada manusia sesuai usahanya. Sama seperti kisah istri nabi Ibrahim a.s, Siti Hajar yang berlari antara bukit Shafa dan Marwah untuk mencari air, bagi Ismail, putranya yang masih bayi. Siti Hajar bukan hanya berlari bolak-balik dua bukit sekali, dua kali, ataupun tiga kali, namun dirinya bolak-balik hingga tujuh kali.

Apakah air ditemui di bukit Shafa? Ternyata tidak. Apakah air ditemukan di bukit Marwah? Ternyata juga tidak. Ketika dirinya lelah, Siti Hajar malah mendapati air itu keluar dari tanah di bawah kaki Ismail.  Air itu kemudian disebut sebagai zam-zam, yang masih ada dan berlimpah sampai sekarang. Melihat air zam-zam keluar dari tanah di bawah kaki Ismail, maka Siti hajar kemudian ingat perkataan Nabi Ibrahim a.s. ketika meninggalkannya, “Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakanmu wahai istriku…”

Benar. Tuhan tidak akan menyia-nyiakan kita, termasuk juga usaha kita. Tuhan Maha Melihat, Maha Pembuka Rezeki dan Maha Berkehendak. Jika kita ingin rezeki kita mengalir deras, maka saatnya membuka keran rezeki sesuai dengan standar-Nya.

Pages: 1 2

TAGS > , , , , , , , , , , , ,

  • Eni Fitriawati

    Alhamdulillahirobbil’alamin. Trimakasih banyak Pak Dhony, semoga semua ini membuat saya smkn optimis dan kuat dlm mengaplikasikan semua energi positif dari Bapak. Salam buat Sang Pemenang Kehidupan

    Reply
    • Dhony Firmansyah

      Sama-sama Bu Eni…, salam utk suami dan keluarga. Sampai ketemu di hari Ahad bersama keluarga…

      Reply

Post a comment