Menunda Pekerjaan, Menunda Kesuksesan
Ini sebuah kenyataan atau tidak, saya kurang tahu. Tapi faktanya, sejumlah rekan saya yang berasal dari luar negeri sudah menganggap biasa, ketika orang Indonesia mengadakan acara, janjian ketemu, ataupun rapat, segalanya pasti terlambat.
“Oh…come late huh..it’s ok. Indonesian culture...” begitu ujar rekan saya di facebook.
Bagi saya, pernyataan tadi cukup menyinggung pribadi saya sebagai orang Indonesia. Tapi di sisi lain, sudah saatnya kita mengoreksi diri. Memang sebagian besar orang Indonesia seringkali terlambat, ketika memenuhi sebuah janji, rapat, acara ataupun pertemuan. Seakan hal ini sudah menjadi budaya.
Saya yakin, setiap keterlambatan ada alasan. Setiap kesalahan ada sebabnya. Demikian juga dengan budaya telat ini. Sekali dua kali, mungkin bisa dimaafkan, namun ketika kesalahan ini terjadi berualng-ulang, pasti ada sesuatu yang salah pada diri kita.
Menurut hemat saya, kebiasaan terlambat ini terjadi karena akumulasi dari kebiasaan menunda-nunda yang seringkali kita lakukan. Bila kita akan menghadiri sebuah acara, kita selalu melakukan persiapan dengan mendadak. Mengapa demikian? Karena beberapa waktu sebelumnya kita terus saja menunda persiapan. Menunda mandi, menunda makan, menunda menyiapkan pakaian, menunda mengepak alat tulis dan kantor (atk), menunda mengecek kendaraan dan sebagainya. Padahal jika kita mau melakukannya tanpa menunda, maka saya jamin, kita bisa datang tepat pada waktunya untuk memenuhi janji.
