BLOG

Meluaskan Jalan Rezeki

Tuhan menganugrahkan dunia dan segala isinya untuk dimanfaatkan manusia. Kekayaan alam berlimpah dan rezeki tersebar dimana-mana. Ada orang yang bisa memanfaatkan potensinya dengan baik, hingga meluaskan jalan rezeki. Namun ada sebagian yang lain membatasi rezekinya sendiri. Beberapa minggu lalu, istri saya bersama buah hati kami Nada Kumiko dan Isam Naoki membuat kue sederhana. Olahan adonan tepung yang disulap menjadi kue dadar dan dihias olesan coklat. Lezat. Nada Kumiko sendiri yang baru berusia 6 tahun mengatakan bahwa dia ingin jadi pembuat kue ternama. Acara masak-masak kue ini adalah bagian dari latihannya jadi baker professional. Di sela-sela kesibukan mereka, saya sempat mendengar dialog antara istri dan anak saya.

Mama… aku mau jadi pembuat kue yang hebat.” Ujar Kumiko.

Oya? Terus…?” Tanya istri saya.

Terus mau jualan kue, bikin toko kue sendiri. Makin banyak yg beli, aku makin seneng. Nanti aku juga mau bantu Abi untuk acara presentasi di hotel.”

Wah… keren ya. Mau punya toko sendiri, lalu bantu Abi presentasi. Mbak Kumiko bantu apa di acara Abi?

Itu, mau ngasih kue juga.” Jawab Kumiko.

O… yang nyediakan kue untuk acaranya Abi itu Mbak Kumiko ya… wah hebat.”

Iya, nanti ada kue coklat, strawberry, banyak-banyak… Aku juga mau belajar bikin kue yang lain biar tambah pintar. Ga cuma makan aja.” Ujar Kumiko sambil mengaduk adonan kuenya.

Nanti kalau Mbak Kumiko tambah pinter, bisa bikin kue lain yang banyak ya. Rezekinya Abi, Mama, Mbak Kumiko dan Adek Naoki juga tambah banyak ya.” Kata istri saya.

Kumiko pun mengangguk tanda setuju.

**

Belajar lagi? Rezeki tambah banyak? Ah… benar. Dialog antara istri saya dan buah hati saya ini membuka pandangan saya tentang cara mudah meluaskan jalan rezeki. Anggap saja tipe manusia di dunia ini terbagi menjadi dua. Ya, dua cara pandang yang berbeda tentang rezeki. Yang pertama adalah tipe pemakan kue. Dan yang kedua adalah manusia tipe pembuat kue. Apa bedanya?

Orang tipe pemakan kue melihat rezeki seolah hanya sepotong kue yang ada di hadapannya. Makin banyak orang yang makan kue, maka potongan kuenya kian sedikit. Rezekinya kian sempit. Maka, mau tidak mau dia harus memakan kue itu dulu, paling banyak, paling cepat. Orang yang bertipe pemakan kue melihat rezeki hanya di satu sisi. Individualisme-nya tinggi. Jika ada orang lain yang maju, dia iri. Karena itu baginya ibarat memakan bagian kue miliknya.

Orang bertipe pemakan kue minim kreatifitas. Jika dia pegawai, dia hanya mengerjakan tupoksi. Dia menganggap rezeki hanya di awal bulan, saat gaji masuk ke dalam rekening. Jika dia pengusaha, dia akan meniru-niru karya dan produk orang lain, lalu mengklaimnya sebagai miliknya sendiri. Dia melakukan semuanya dengan pamrih. Yang ada di pikirannya hanya kue dan kue, atau uang dan uang. Tanpa kemajuan, tanpa inovasi. Orang seperti ini rezekinya tidak lebih dari sepotong kue di meja.

Sebaliknya, orang yang bertipe pembuat kue berbeda. Makin banyak kuenya dimakan orang, dia makin bersemangat menghasilkan karya. Dia makin bersemangat. Bahkan disaat ada orang yang menjiplak kuenya, dia akan berkata dalam hati,

Tenang, meski ada yang menjiplak kue buatanku, aku masih bisa belajar, aku masih bisa membuat kue jenis lain. Saingan adalah pendorongku untuk terus berkarya.”

Inilah yang membuat orang bertipe pembuat kue terus maju dan rezekinya kian luas. Jika dia pegawai, dia tidak akan malu mengerjakan tugas selain tupoksi jika dibutuhkan. Dia akan membantu rekan pegawai lain meski tanpa balasan. Baginya, rezeki bukan hanya gaji bulanan. Koneksi, nama baik dan kepercayaan adalah rezeki lain yang tak ternilai. Jika dia pengusaha, maka dia akan terus mengembangkan bisnisnya dan menghasilkan karya dan produk baru yang orisinil dan berbeda. Inilah langkah meluaskan jalan rezeki yang sesungguhnya.

Nah, bagaimana dengan kita? Selama ini manakah pandangan kita terhadap rezeki? Hati-hati, jika kita merasa rezeki kita kian sempit dari hari ke hari, jangan-jangan kita termasuk orang yang memandang rezeki dari sisi pemakan kue, bukan pembuatnya.

Salam Amazing.

TAGS > , , , , , , , , , , ,

Post a comment