BLOG

Karena Kodok

Andre, Budi dan Banu adalah 3 remaja yang bersahabat sejak kecil. Pertemanan mereka bertiga sangat erat. Mereka melakukan apapun bersama-sama. Sekolah bersama, bermain bersama, makan bersama, dan mengaji bersama.

Hari ini seperti biasanya, seusai mengaji di mushola, mereka pulang bareng melewati pematang sawah. Andre berjalan dulu, diikuti Budi dan Banu. Maklum, pematang sawahnya tidaklah lebar, hanya cukup untuk berjalan satu per satu.

Kiek … terdengar bunyi dari kaki Andre. “Lho apa ini?”

“Wah…Andre, kamu nginjak kodok tuh.” Ujar Budi. “Hati-hati lho…”

“Memangnya kenapa Bud?” Tanya Banu.

“Kata ibuku…orang yang nginjak kodok, nanti jodohnya jelek. Ga pas-pasan lagi…ih pokoknya jelek banget.”

“Ah…takhayul…” Kata Andre sedikit ragu.

Mereka pun berjalan lagi dan…Kiekk….Terdengar bunyi yang kedua. Kali ini dari kaki Budi.

“Lha….sekarang Budi yang nginjek. Hati-hati lho, nanti istrimu mukanya korat-karit..hehe.” Ujar Andre ngeledek.

“Ye…kamu kan juga udah nginjek. Kita senasib tahu…”

Banu yang dari tadi di belakang, akhirnya memilih lewat jalan lain.

“Udah ya Ndre…, Bud.. aku lewat jalan aspal aja. Meski jauh, mending daripada nanti nginjek kodok.”

“Lho…ga setia kawan kamu.” Kata Andre…

“Da-da…” teriak Banu sambil berlari menjauh.

“Huh…awas…” Ancam Budi

***

Belasan tahun kemudian, mereka bertiga menikah. Dan kebetulan pernikahan mereka tahunnya sama, bulannya sama, minggunya sama, cuma beda hari.

Andre yang menikah di hari Senin, diberi ucapan selamat oleh Budi dan Banu.

“Selamat ya Ndre…kamu sekarang sudah jadi suami. Eh..istrimu yang mana?” Tanya Budi.

“Iya..mana Ndre…cantik ga?”

Andre menjawab, “Yach…gimana lagi…ini gara-gara nginjek kodok. Itu-tuh, yang baju merah. Ya…dari skala 1 sampe 10, ya dapatnya cuma 5,5.”

***

Hari Selasa, Budi menikah. Dia ditanya pertanyaan yang sama oleh kedua rekannya. Dan Budi menjawab, “Weleh…ini gara-gara aku nginjek kodok yang lebih gedhe dari punyanya Andre. Jadinya nilainya cuma dapat 5,2. Nasib-nasib.”

***

Hari Rabu, Banu menikah. Dan yang luar biasa, istri Banu sangat cantik. Andre dan Budi pun terpesona. Mirip-mirip gabungan Sandra Dewi dan Dian Sastro. Dengan bangganya Banu menjawab pertanyaan dari dua rekannya, “Aku gitu lho…istriku tak perlu diragukan. Aku yakin banget nilainya 9,8. Mendekati sempurna.

Malam pertama dilalui Banu dengan bahagia (tidak akan saya jelaskan detail disini karena bisa melanggar UU antipornografi dan pornoaksi hehe…). Di tengah malam, Banu dengan ucapan romantis memulai pembicaraannya dengan sang istri.

“Sayang…kamu cinta aku ga?” Tanya Banu.

“Iya lah Mas…kan sampeyan sudah jadi suamiku. Eh…ngomong-ngomong, kenapa sih Mas mau menikahi aku?” Tanya sang istri.

“Ya…pasti lah sayang, aku kan cinta kamu, lagipula kamu kan cantik, siapa saja ga bakal nolak kamu…, Lha.. kalo kamu kenapa mau nikah sama aku…?”

“Mas mau jawaban yang jujur atau bohong..?”

“Ya..yang jujur-lah sayang.”

“Terus terang Mas…, aku nikah sama sampeyan karena dulu aku nginjek sarangnya kodok.”

Ber-afirmasilah yang positif, karena afirmasi adalah doa, dan doa yang diyakini akan terkabulkan.

TAGS > , , , , , , , ,

Post a comment