BLOG

Impian yang Terlalu Tinggi

Beberapa waktu lalu saya bercengkrama dengan beberapa rekan di dunia maya. Diantara mereka ada yang mengeluh, bahwa impiannya untuk menjadi seorang penulis adalah keinginan yang terlalu tinggi.  Terkesan muluk-muluk.

Berbagai alasan coba diungkapkan. Mulai dari usia yang tak lagi muda, susahnya belajar menulis, keluarga yang tidak harmonis, urusan bisnis yang menumpuk dan beberapa alasan lain yang dianggap logis dan cukup menghambat.

Hehe, saya mencoba untuk tidak menanggapi alasan tersebut, karena setiap manusia pasti memiliki masalah. Dan memang kehidupan tak pernah lepas dari problema. Tergantung bagaimana kita menghadapinya dan sejauh mana keluasan hati kita. Insya Allah tentang masalah dan kenikmatannya, akan saya bahas di lain waktu.

Kembali ke impian yang terlalu besar, memang ketika kita melihat seseorang yang telah berhasil, sukses, terkenal, atau jadi pusat perhatian,  bisa jadi diri ini minder dan menganggap kesuksesan hanyalah sebuah angan-angan.

Ibarat gunung. Gunung terlalu besar untuk kita buat. Ukurannya terlalu agung untuk disusun dengan tangan manusia.

Ya benar. Gunung memang terlalu fantastis untuk disusun oleh dua buah tangan kita. Namun yang perlu kita sadari, gunung kesuksesan bukan gunung dalam arti benda dan wujud nyata. Akan tetapi gunung yang dimaksud disini adalah gunung kesuksesan dalam pemikiran kita. Sama dengan fakta yang ada, ketika gunung yang nyata terdiri dari batu-batu kecil. Gunung dalam pemikiran juga terdiri dari batu-batu kecil. Bedanya, batu-batu kecil penyusun gunung kesuksesan adalah ilmu, kesungguhan, keuletan, keseriusan, dan berbagai semangat posisitf yang lain.Tanpanya, kita tak akan mampu melihat tingginya kesuksesan.

Jadi tak ada salahnya kita mencoba menyusun batu-batu kecil di sebuah lahan, siapa tahu dengan keuletan dan kesungguhan, batuan yang telah kita susun menjadi sebuah gunung keberhasilan.

Selain itu, para pemiliki kesuksesan dan kebahagiaan adalah sesama manusia juga. Ya, sesama manusia, sama persis seperti kita. orang-orang yang berhasil juga memerlukan makanan. Kebutuhan mereka juga sama seperti diri kita. Waktu yang dimiliki juga tidak berbeda, sama-sama 24 jam.

Lalu apa yang membuat kita tidak sama dengan mereka? Perbedaannya adalah pada kesungguhan untuk menyusun batu-batu kecil, keseriusan untuk membuat gunung kesuksesan.

Orang yang sukses selalu berhasrat untuk belajar dan belajar, setiap saat, setiap waktu, mereka menyadari, belajar adalah salah satu metode menyusun batu-batu kecil dari gunung keberhasilan.

Orang yang sukses juga pantang menyerah. Banyak diantara kita yang tidak sadar betapa dekatnya kita dengan keberhasilan, namun sayang, kita dengan mudahnya menyerah ditengah jalan. Padahal garis finish tinggal sejengkal di depan.

Oleh karena itu, menurut saya, tak ada impian yang terlalu besar, terlalu tinggi atau muluk-muluk, bila mulai saat ini kita mengawali langkah untuk menyusun batu-batu kecil. Mari bersama-sama mulai membangun struktur dasar gunung kesuksesan yang akan kita tapaki.

Karena masa depan Anda di tangan Anda sendiri.

TAGS > , , , , , , , ,

  • kianinara kei

    setuju sekali dengan tulisan pak dhony diatas..
    mimpi kita itu seperti batu-batu kecil. dan kesuksesan bermula dari proses menyusun batu-batu tersebut….
    mengapa seseorang merasa tak mampu untuk meraih sebuah mimpi– dengan menyatakan berbagai alasan?
    menurut saya karena orang tersebut membandingkan dirinya yang belum mulai dengan orang yang telah sukses duluan. kalo diibaratkan orang sukses tersebut telah berada di anak tangga ke-seribu dan orang yang baru bahkan belum sama sekali menyentuh anak tangga.
    yang kebanyakan orang tidak lihat adalah bagaimana proses jatuh bangun seseorang hingga jadi sukses.
    tanyakan pada mereka–orang-orang yang telah sukses tersebut–apakah mereka dengan mulusnya meraih impian mereka?
    tidak, pasti tidak, kata mereka….hanya kerja keraslah yang membuat mereka akhirnya berhasil.
    lalu kenapa seseorang mesti ragu dengan impiannya?
    takut tak berhasil?
    padahal belum dicoba dan belum sebutir peluh pun keluar dari kerja keras itu?

    kita hidup untuk menuai mimpi….

    salam,
    kei

    Reply
    • pemenangkehidupan

      Wah luar biasa Mbak Kei…, tulisan Mbak Kei tajam dan logis.., pasti karya-karya Mbak Kei akan jadi rujukan banyak orang…semangat Mbak

      Reply

Post a comment