BLOG

Hidup Anda bukan Aliran Air Biasa

Banyak orang yang bilang, “Buat apa susah-suah meraih impian. Toh nanti tercapai sendiri. Sama seperti aliran air, apa adanya, toh nanti mengalirnya ke lautan.” Terus terang, saya agak kurang sependapat jika hidup kita disamakan dengan aliran air. Mengapa saya berpendapat demikian? Anda boleh setuju atau tidak, namun saya sendiri tidak ingin filosofi aliran air menjadi prinsip hidup kita.

Paling tidak ada tiga alasan kenapa saya kurang sependapat:

  1. Apakah aliran air selalu menuju ke laut? Jawabannya tentu saja tidak. Tidak semua air menuju ke laut. Ada sejumlah air yang menguap sebelum mencapai lautan. Ada aliran air yang terhenti di dalam tanah. Bahkan “mohon maaf” Anda yang pergi ke toilet terus menyiram toilet, tentu air yang Anda siramkan tidak menuju ke laut. Namun ke kolam penampungan kotoran atau septiktank. Jangan sampai kita menyesali hidup kita yang biasa-biasa saja karena berprinsip aliran air selalu menuju ke lautan. Jangan-jangan hidup kita seperti air yang menguap dulu sebelum mencapai laut, atau malah terjebak di dalam tanah, tak bergerak kemanapun. Bahkan ada yang menyesali hidupnya karena berakhir di septiktank. Naudzubillah.
  2. Aliran air selalu berjalan dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Jika Anda berprinsip seperti aliran air, hati-hati kualitas hidup Anda makin lama kian menurun. Akibat keahlian Anda tak terasah. Terus menurun dari posisi atas ke posisi bawah. Mengapa hal ini terjadi? Karena kita tidak mau meningkatkan keahlian yang kita miliki. Kita enggan untuk belajar. Padahal jika keahlian makin menurun, tentu penghasilan dan kualitas hidup pun juga ikut menurun.
  3. Aliran air sangat sulit untuk melawan daya gravitasi. Aliran air sangat sulit untuk mengalir dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi. Saya tulis kata “sulit” karena bukan berarti “tidak mungkin”. Aliran air tetap bisa mengalir dari bawah ke atas. Syaratnya ada tenaga yang luar biasa untuk membawa massa jenis air sehingga melawan gaya tarik bumi. Dalam ilmu biologi, daya serap akar dan daya hisap daun adalah salah satu kekuatan yang dahsyat. Pohon setinggi kelapa bisa hidup karena mampu membawa aliran air dari akar ke daun. Sedangkan manusia, memerlukan pompa air untuk mengangkat debit air sehingga bisa diambil dari dalam tanah. Nah, jika Anda ingin terus semangat dan tidak terbawa aliran gravitasi kemalasan. Maka Anda perlu kekuatan luar biasa untuk menaikkan semangat ANda hingga puncak. Pompanya adalah buku-buku motivasi, seminar inspirasi, training dan workshop yang bisa membawa semangat Anda terus naik dan naik.

Hidup Anda bukan aliran air biasa. Jangan mau hidup seperti aliran air yang biasa-biasa saja, karena ini akan menyengsarakan dan membuat Anda merasa tak berdaya melawan derasnya ujian hidup.

Pages: 1 2

TAGS > , , , , , , , , , , , , ,

Post a comment