BLOG

Cara Berbeda Nada Kumiko

Hari ini adalah hari kedua dimana Nada Kumiko, putri saya menimba ilmu dengan belajar mengaji dan menulis.Istri saya ke TPA dengan Mbak Nada, sedangkan saya di rumah bersama si kecil Isam Naoki. Satu jam kemudian, Nada pun kembali dengan istri saya. Namun wajah istri saya tampak berbeda, dia tampak kurang bersemangat.

Kenapa say?” Tanya saya.

Iya Mas, gimana sih Nada itu, sebagian besar rekan-rekannya yang baru ngaji beberapa hari nilai bacaan dan hapalannya “C” tapi Nada kok “K” ya Mas…?”

Ya., tidak apa-apa say…, toh baru dua hari.”

Bukannya begitu Mas, dulu…, waktu Umi masih kecil, Umi nurut banget dengan ustadzah. Eh…, Nada lho ga mau disuruh Ustadzahnya duduk, malah hiperaktif..”

Say…, itu karena metode belajar Umi dan Nada berbeda. Abi dulu pun pernah jadi guru TPA. Mengajar lebih dari 60 anak. Cara belajar mereka juga berbeda-beda. Karena tiap anak itu istimewa. Ada yang selama 4 minggu, masih tetap berputar di halaman 1, 2 dan 3, namun ternyata tidak lama setelah itu, dia membaca dengan cepat dan termasuk salah satu murid TPA terpandai. Tidak apa-apa say, yang penting Nada senang belajar dulu. Bukankah kegembiraan ketika belajar adalah awal dari kesuksesan.”

Para Pemenang Kehidupan,

Hari ini saya belajar tentang cara belajar. Tiap orang tidaklah sama. Istri saya bertipe visual, semua dia pelajari dari penglihatan. Orang yang bertipe visual jika tidak ditunjukkan bendanya, akan sulit untuk memahami sesuatu. Orang visual pun cenderung tidak banyak bergerak jika belajar. Cara belajarnya mayoritas dengan memandang, melihat, membaca, dan aktivitas mata yang lainnya.

Sedangkan putri saya, cara belajarnya kinestetik. Dia belajar dengan bergerak, berlari, menari dan semua aktivitas yang membuat tubuhnya tidak bisa diam. Orang kinestetik belajar dengan menirukan dan menggerakkan tubuh. Karena itulah cara belajarnya berbeda. Dia sulit ketika harus diminta duduk manis dan diam. Ada lagi yang belajar dengan auditori, cara belajar yang banyak menggunakan aktivitas telinga. Orang auditori belajar dengan mendengarkan musik, berdendang dan sebagainya.

Karena cara setiap manusia untuk belajar berbeda, maka kita tidak perlu mengubah gaya belajar mereka. Namun kita harus memiliki cara pendekatan yang merata. Di dunia training pun demikian, trainer berpenampilan rapi dan menggunakan slide memukau untuk memuaskan orang visual. Trainer juga memutar musik dan berkisah “story telling” untuk memuaskan orang auditori. Trainer pun mengajak audiens bergerak dengan ice breaking untuk memuaskan orang kinestetik.

Yang pasti, apapun metode belajar kita, untuk membuat sebuah ilmu bisa dipahami dengan baik, maka lakukan aktivitas belajar dengan menyenangkan. Ya, bukankah kebahagiaan dalam belajar adalah awal dari kesuksesan.

Salam Amazing.

TAGS > , , , , , , , , , , , , , ,

  • Puji Winarsih Soemardy

    HTM brp neh??? aku kan bukan traier ato org penting lain,tp pengen belajar jg, kira2 bs gk???

    Reply
    • Puji Winarsih Soemardy

      Belajar dengan cara yang berbeda….. so important skill for teachers… mengajar harus memiliki ilmu multiple intelegensi…
      Payahnya masih bny aja yg blm menggunakan metode itu shg sring menjust anak didik dgn sebutan2 gk layak….
      ngeri..dn kasihan malaikat kecil kita jk tidak dipahami kebutuhan perkembangan yg unik…

      Reply
    • Dhony Firmansyah

      Silakan hubungi nomor kontaknya ya Bu :), terima kasih

      Reply

Post a comment