BLOG

Bukti Cinta Buah Hati

Hari ini saya tahu bagaimana besarnya cinta buah hati saya yang pertama (Nada Kumiko) pada ayahnya. Kebetulan, hari ini istri dan putri saya ikut untuk melihat training saya. Seusai training di trawas bersama Unilever, We-Hasta, puluhan fasilitator lingkungan hidup beserta Bu Dyah Katarina (istri wawali Pak Bambang D.H), istri saya bercerita tentang tingkah polah Nada yang membuktikan kecintaannya begitu besar.

Sewaktu saya menunaikan sholat Jumat, Nada bermain air di kolam renang kecil yang berada tepat di tengah tempat training. Dirinya memaksakan diri berenang di kolam yang dingin dan cukup dalam bagi anak seusianya. 3,5 tahun. Istri saya mencoba membujuk Nada untuk keluar dari kolam renang, karena udara di trawas yang cukup dingin, hingga membuat lutut Nada bergetaran.

Nada, ayo sini Nak. Kolamnya dingin lho. Ayo keluar dulu.”  Nada tampak gembira sambil sesekali melihat ke arah jalan raya. Dan mengatakan “Abi mana ya…, Abi kok belum pulang sholatnya. Aku lho mau kasih kaget Abi. Biar Abi senang. Siapa tuh yang renang-renang sendiri. Pintar ya…” Ujar Nada, menjawab panggilan istri saya.Cukup lama Nada menunggu. Dinginnya air membuat Nada tidak kuat juga berlama-lama di kolam. Akhirnya, dia pergi ke pondok inap bersama istri saya.

Di pondok, Nada tidak mau masuk. Dia tetap berdiri di depan pintu sambil mengatakan, “Umi…, aku lho mau nunggu Abi. Aku mau kasih kaget Abi. Nada pinter ya Umi..”

Sepulang sholat Jumat, mendengar kisah yang disampaikan istri saya tentang Nada, si kecil langsung saya peluk. Saya ucapkan terima kasih, maaf dan sayang padanya berkali-kali. Nada pun membalas pelukan saya dengan senyum dan kecupan kecil di pipi.

Cinta Nada yang sangat besar juga tampak di saat saya mengisi training. Kebetulan dirinya ikut, dan duduk di belakang peserta. Istri saya berpesan dengan lembut padanya, “Nada, abi masih kerja ya…, jangan rame ya Nak. Lihat tuh Abi di depan.” Nada pun mengangguk dan asyik bermain dedaunan kering yang dia bawa dari taman di sekitar kolam.

Ternyata salah satu serpihan daun kering yang cukup besar masuk ke dalam matanya. Nada langsung memejamkan mata, dan menahan sakit. Dirinya menahan tangis sambil memeluk istri saya erat-erat. “Nada ga nangis, Nada pintar, Nada cinta Abi…” Ujarnya berulang-ulang sambil terus memeluk sang ibu.

Andai istri saya tidak bercerita, tentu saya tidak tahu betapa besar cinta Nada pada saya. Betapa kuat pengorbanan yang dilakukan untuk anak seusianya. Dan itulah bahasa mereka untuk mengungkapkan cinta. Cara yang mudah menurut kita, namun memerlukan energi besar bagi mereka.

Para pemenang kehidupan.

Bisa jadi keluarga telah berusaha mengungkapkan cintanya pada diri kita. Orang tua yang memarahi, bukan berarti mereka benci, namun saking sayangnya, mereka tidak rela kita melakukan hal-hal yang tidak mereka sukai.

Anak kita yang menggambar, dan menulis puisi untuk kita, istri yang susah payah memasak, serta suami yang rela berangkat pagi pulang malam untuk bekerja, adalah bukti cinta yang tak bisa diutarakan dengan kata-kata.

Mereka telah berusaha, meski tanpa kata-kata. Tindakan mereka adalah bukti cinta yang jauh lebih berharga dari sekedar kata. Maka, balaslah cinta mereka dengan memberi kasih sayang yang berlipat ganda.

Salam Pemenang Kehidupan.

TAGS > , , , , , , , , , , , ,

Post a comment