BLOG

Bersabar itu Membahagiakan

Idul Adha, hari raya terbesar kedua umat Islam berlangsung hari ini. Momen kurban jadi sebuah ibadah massal yang mendunia. Sehari sebelumnya, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa Arofah, karena di waktu bersamaan, jutaan muslim yang melaksanakan haji, tengah beribadah wukuf di padang Arofah. Puasa adalah salah satu langkah melatih kesabaran. Ini adalah contoh praktik langsung tentang arti sabar. Namun ternyata, dalam seminggu ini, Tuhan telah memberikan saya praktik nyata juga tentang bersabar, bukan dari puasa tapi dengan “mata pelajaran” kehidupan, dan guru pelajaran ini adalah putra saya, Isam Naoki.

Seminggu ini Isam Naoki jatuh sakit. Tubuhnya lemas dan tak bertenaga. Flu, pilek, batuk-batuk dan yang membuat saya sempat panik adalah hilangnya selera makannya. Usianya baru 2,5 tahun. Sebelum sakit, Isam adalah anak yang sangat ceria. Gayanya pun lebih heboh dan atraktif dibanding sang kakak Nada Kumiko.

Namun semenjak sakit, Isam pun banyak diam. Makan pun paling banyak dua sendok kecil, akibatnya berat tubuh Isam menurun drastis. Pandangannya lebih sering kosong. Entah, apa yang dipikirkan. Apakah rindu dengan sang Ibu yang sekarang jauh di Nagoya? Apa tak tahan dengan rasa sakitnya? Isam masih kecil, tak mampu mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Yang bisa saya lakukan adalah bersabar dan memberi kasih sayang jauh lebih banyak dari apa yang selama ini saya lakukan.

Sisi positifnya, semenjak sakit, saya lebih dekat dengan Isam dan Isam pun jauh lebih dekat dengan saya. Lebih manja. Isam minta lebih banyak dipeluk. Diusap. Digendong. Dibacakan cerita sebelum tidur. Hingga minta ditemani ketika olahraga pagi dan sore. Terkadang tak kuat hati ini meninggalkan dirinya sejenak untuk bekerja. Ketika saya harus pergi, saya harus izin pada Isam. Pernah, suatu waktu, saya lupa berpamitan padanya. Si kecil kemudian mencari saya. Memanggil nama saya,  hingga ke jalan besar di perumahan. Sambil menangis. Maafkan Abi ya Nak.

Di malam pun demikian, saya dipaksa untuk bangun 3 hingga 4 kali. Sekitar jam setengah 12, setengah 1 malam. Jam 2. Dan Jam 3. Hampir setiap jam dia bangun. Entah itu minta minum. Diantar ke kamar kecil. Atau saat itu dia kebablasan muntah di tempat tidur.

Berat Pak Dhony? Jika saya mengatakan ini tidak berat, maka saya sudah berbohong. Ya, memang berat. Saya pun manusia biasa. Setelah penat bekerja seharian, di malam hari saya pun tidak bisa beristirahat. Saya ingat kata guru inspirasi saya. Jika ingin seseorang sembuh karena sakit, jangan hanya memberi nutrisi fisik, berikan juga nutrisi mental padanya. Bersabar, kasih sayang, cinta, pelukan dan pujian adalah nutrisi mental yang mempercepat kesembuhan.

Sungguh beruntung saya punya Mbak Nada. Dia sangat sabar membantu adiknya. Seringkali Mbak Nada membantu Isam, mengambilkan obat, air minum dan selalu mengalah untuk kesembuhan Isam. Terima kasih Mbak Nada.

Saya tahu, saya tidak boleh mengeluh ataupun marah. Lagipula, mengeluh tidak menyeleasikan apapun. Marah? Siapa yang mau disalahkan? Isam adalah putra saya. Tanggung jawab saya.

Dan saya yakin, Tuhan memberikan ini semua tentu ada maksudnya. Bagi saya, ini adalah ladang kebaikan untuk anak saya. Saat yang pas untuk mencurahkan kasih sayang orang tua sesungguhnya. Kapan lagi saya bisa memeluk Isam dengan puas. Menggendongnya. Menciumnya. Dan membelainya. Betapa banyak orang tua yang menyesal tidak bisa dekat dengan anaknya ketika dewasa, karena dulu mereka menyerahkan masa balita anaknya di tangan pengasuh.

Percayalah, kerepotan Anda sebagai orang tua saat ini, cinta, pelukan, bersabar, ucapan pujian untuk anak Anda akan mereka kenang hingga mereka dewasa. Dan pada suatu ketika, saat Anda lanjut usia, tanpa diminta pun mereka akan mencurahkan kasih sayang yang sama pada Anda. Sungguh, inilah kebahagiaan sesungguhnya.

Seiring berjalannya hari keadaan Isam saat ini jauh lebih baik. Lebih sehat. Terima kasih untuk istriku yang setiap saat menanyakan keadaan Isam. Tidak apa-apa Sayang, Abi dan Mbak Nada bisa menjaga Isam kok, insya Allah kita segera menyusul kesana.

Untuk Isam Naoki, Arigatou Gozaimasu. Terima kasih ya Nak, sudah mengajari Abi arti bersabar. Allah Yang Maha Agung akan selalu menjagamu, Sayang.

*)Terima kasih juga untuk Anda semua yang sudah mengirim doa kesembuhan bagi Isam di Facebook dan Twitter. Semoga Allah juga menjaga kesehatan Anda.

Salam Amazing.

TAGS > , , , , ,

Post a comment