
Belajar dan Belajar Lagi
Kemarin saya mendapat kesempatan sharring session di acara Jubilaris Unilever Indonesia, bertempat di Square Ballroom Surabaya. Acara ini rutin digelar tiap tahun oleh Unilever sebagai penghormatan bagi karyawan yang sudah bekerja lebih dari 15 tahun.
Sharring session saya cukup singkat, sekitar 10 menit. Namun disitulah letak kesulitannya. Dalam waktu yang sangat singkat saya harus menginspirasi audiens tentang kesuksesan sesungguhnya. Yaitu keseimbangan antara karir, keluarga dan spiritual.
Dua minggu sebelum acara, saya dan tim Unilever berdiskusi, materi apa yang cocok untuk sharring session yang singkat namun berkesan. Saya langsung menjawab story telling. Kenapa? Ada dua alasan dari saya, pertama, karena sharring session berlangsung sekitar jam 2 siang, ini jam lelah. Jika kita memberi materi yang berat, seperti teori, retorika dan sebagainya, kejenuhan audiens akan bertambah. Hasilnya tranfer informasi dan pemahaman gagal terwujud. Yang kedua, untuk mempengaruhi audiens dalam waktu singkat di titik terdalam mereka, kita memerlukan kisah. Secara psikologis, setiap orang suka cerita, apalagi berkaitan langsung dengan hidup mereka.
Usulan saya pun di acc. Namun sebelum tampil di acara Unilever, saya harus mempresentasikan materi saya di hadapan manager dan staf mereka. Kisah saya harus bisa menyentuh perasaan mereka. Alhamdulillah, dalam presentasi awal ini semua staf memberi applaus dan memberi masukan untuk teknis acara. Ini pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Masukan yang obyektif, tanpa malu dan sangat manfaat untuk pengembangan skill presentasi saya. Sedangkan presentasi kedua saya unggah di Youtube, dan saya kirimkan ke Unilever.