Arti Bahagia
Dalam perjalanan pulang dari sekolahnya, seorang anak kecil bertanya pada Ibunda yang mengantarnya pulang dan tengah mengandung adek kecilnya.
Anak: “Ibu…, mengapa sih adek bayi menangis saat lahir?”
Ibu: “Iya…, adek bayi menangis karena bahagia mulai bisa merasakan hidup dunia.”
Anak: “Bahagia? Ibu…, apa sih bahagia itu?”
Ibu: “Bahagia? Em….itu sesuatu yang tidak bisa kamu lihat sayang. Tapi sesuatu yang bisa kamu rasakan. Sesuatu yang kamu suka.”
Anak: “Sesuatu yang aku suka ya? Apa seperti saat aku makan donat?”
Ibu: “Iya….betul.”
Anak: “Apa seperti kapan hari aku dapat nilai menggambar yang bagus?”
Ibu: “Iya..pasti.”
Anak: “Apa seperti…., pas Ayah dan Ibu memelukku di rumah?”
Ibu: “Iya sayang…tepat sekali.”
Anak: “…Oh…begitu ya.”
Sang anak terdiam sejenak dan melanjutkan pertanyaannya….
Anak: “Ibu…boleh ga aku nanti ikut Ibu ke rumah sakit ketika Ibu melahirkan adek bayi…?”
Ibu: “Boleh saja…tapi kenapa Kakak ingin ikut?”
Anak: “Seperti kata Ibu…, Ibu kan bilang kalau bahagia itu tidak bisa dilihat, tapi bisa dirasakan. Ibu…, mataku memang tidak bisa melihat apapun, tapi…aku ingin merasakan bahagia dengan mendengar tangis adek bayi…Boleh ya Bu?”
Sang Ibu tersenyum. Matanya mulai berkaca-kaca.
Ibu: “Boleh sayang. Kakak boleh ikut..kok.” (sambil memeluk sang Kakak).
Kebahagiaan memang tidak bisa dilihat, namun bisa dirasakan.
