BLOG

Andai Kita di Palestina

Hati saya serasa hancur berkeping saat membaca rentetan berita tentang Palestina. Bumi tempat Nabi melakukan Isra’ Miraj itu sekarang sedang berduka. Lebih dari 2 minggu, ribuan tentara israel memporak porandakan wilayah Gaza yang tidak lebih dari 360km persegi. Sudah tak terhitung korban jiwa sejak agresi militer israel puluhan tahun yang lalu hingga sekarang. Dan selama itu pula dunia seakan bungkam, diam, hanya mengecam, tanpa sedikitpun bantuan militer untuk membantu rakyat palestina. Terlepas dari baik atau tidaknya sebuah perang, kita tahu militer israel melawan rakyat sipil palestina bukanlah lawan yang seimbang. Saya akan mencoba melihat konflik Palestina dari sisi yang berbeda, mencoba mengibaratkan jika kita menjadi warga Palestina.

 Andai kita di Palestina…

Mungkin anak kita bertanya, Ayah… Kenapa orang-orang israel menembaki kita? Ibu.. Kenapa kita dianggap jahat oleh israel? Kakak…, kenapa teman-temanku di sekolah makin sedikit, kata Ibu guru rekan sebelah kursiku, tidak akan pernah datang lagi ke sekolah. Bila anak kita bertanya demikian, apa jawab kita?

Andai Kita di Palestina…

Mungkin kita akan merasakan beratnya kehidupan sesungguhnya. Tak ada air, listrik, maupun makanan yang layak. Mungkin hampir setiap hari kita akan berpuasa. Semua serba sulit dan mahal. Padahal setiap orang perlu makan. Mau kerja, kerja dimana, melamar pekerjaan apa. Mau melamar kerja ke tempat A, bertanya-tanya lagi, apa pemiliknya masih hidup. Mau beribadah pun susah nya minta ampun. Masjid Al Aqsha yang diagungkan sekarang sudah diblokade israel. Dilarang masuk. Terus terang saya sering termenung dan malu membandingkan kondisi ini dengan situasi saya saat ini yang penuh fasilitas.

Andai Kita di Palestina…

Tentu kita tidak lagi sibuk dengan facebook dan twitter. Kita ga akan lagi bingung ketinggalan episode sinetron di televisi. Kita ga akan lagi sibuk rebutan kekuasaan, saling tuduh kebohongan capres yang mengklaim dirinya menang. Ga akan lagi sibuk menyiapkan make up ketika malam minggu datang. Tidak akan bingung ke mall mana hari ini. Masjid adalah persinggahan wajib. Rumah sakit akan sering kita kunjungi. Dan pemakaman pasti sering kita hadiri.

Andai Kita di Palestina…

Mungkin kita akan terus bertanya, mengapa dunia Islam tidak membantu kita? Mengapa pemerintahan negeri-negeri Islam yang kaya sumber daya dengan jutaan tentara tidak pernah membela kita? Mengapa negeri sebelah yang di dalam agama bersaudara malah menutup perbatasannya? Mengapa PBB dan penguasa terus berdebat siapa yang salah dan benar selama puluhan tahun, sedangkan setiap hari kita terus berpikir, apakah esok kami masih hidup atau tidak.

Ya Rabb, memang diriku bukan rakyat Palestina, tapi hatiku seakan terikat dengannya. Aku tahu hambaMu ini penuh kesalahan dan dosa, maka maafkanlah diriku, bantulah saudara-saudariku di Palestina. Berilah mereka kemenangan di dunia dan akhirat. Bukalah pintu hati saudara dan penguasa negeri negeri lainnya untuk membela Palestina. Datangkan tentaraMu dan tentara kami ke sana. Berikan rasa aman pada mereka, sehingga warga Palestina bisa hidup dengan damai. Ya Rabb, aku tahu Kau tidak membuatku lahir di Palestina, karena imanku terlalu lemah dan terlalu ringkih, tapi Ya Rabb, berikan ketetapan hati ini untuk tetap peduli pada Palestina, pada sahabat-sahabat kami di negeri lainnya, sehingga kami masih tetap bisa bergandengan tangan meski berjauhan. Aamiin.

Nb:

Ulurkan bantuan Anda untuk Palestina dan misi kemanusiaan lainnya. Setiap pelatihan yang saya dan tim Kreasi Presentasi adakan, sebagian keuntungannya akan disumbangkan kesana

TAGS > , , , , , ,

Post a comment