BLOG

3 Respon Memaafkan

Tadi malam, saya menikmati acara di Metro TV bertajuk I’mPossible, yang dimoderatori oleh Merry Riana. Saya sangat bersemangat untuk menyaksikan acara ini karena bintang tamu yang hadir adalah seseorang yang pernah mengubah pandangan saya tentang kehidupan dan wirausaha. Beliau adalah Jamil Azzaini. Dalam acara yang sepertinya diformat untuk menyambut hari raya Idul Fitri, dibahas tentang bagaimana respon kita terhadap orang yang pernah menyakiti diri kita. Pak Jamil Azzaini dengan lugasnya menjelaskan tentang 3 respon memaafkan yang seharusnya kita lakukan. Boleh pilih salah satu ataupun ketiganya.

Manusia tempatnya salah dan lupa, maka jika orang lain pernah berbuat salah, demikian pula diri kita. Tak ada manusia yang sempurna. Dan perlu digarisbawahi, manusia bisa berubah. Sifat yang dulunya angkuh, sekarang bisa jadi dia rendah hati. Maka, tak ada salahnya memaafkan orang yang menyakiti hati kita. Bahkan menurut Mahatma Gandhi, memaafkan adalah ciri orang yang berjiwa besar. Apa saja 3 respon memaafkan yang bisa jadi opsi bagi kita, berikut pembahasannya:

1- Memaafkan dan membiarkan

Respon pertama ini adalah yang paling mudah dilakukan. Memaafkan orang yang menyakiti kita, kemudian membiarkan supaya luka hati sembuh dengan sendirinya. Cara ini paling mudah, tapi juga paling lama untuk menyembuhkan sakit hati. Lama, jika kita sering membicarakan dia, stalker jejaring sosialnya, bahkan ngerasani bersama teman-teman yang lain. Akan lebih cepat jika kita menutup semua pintu akses ke dalam kehidupan dia untuk sementara waktu hingga luka itu sembuh.

2- Memaafkan dan membalas

Istilah yang dipakai oleh Asma Nadia untuk memaafkan orang yang telah menyakiti dan memberi pembuktian bahwa apa yang dia sampaikan salah adalah Dendam Positif. Banyak orang sukses yang melakukan hal ini. Tidak menanggapi ucapan negatif orang lain dengan ucapan juga, namun membalasnya dengan pembuktian. Bukti yang positif. Jika orang mengatakan bahwa Anda tidak bisa sukses, buktikan Anda bisa sukses. Jika orang mengatakan kita tak mungkin untuk bisa menulis buku, buktikan dengan menembus penerbit terbesar di Indonesia. Jika orang mengatakan kita tidak mungkin kaya, buktikan dengan memiliki banyak bisnis dan berinvestasi dimana-mana. Pembuktian bukan sesuatu yang mudah. Namun bisa dilakukan. Jadikan cemoohan sebagai pelecut kesuksesan. Sama seperti bola basket, makin keras dipantulkan ke lantai, bola basket membumbung kian tinggi.

Pages: 1 2

TAGS > , , , , , , , , , ,

Post a comment