Minta Pin Bebe
Ada seorang pemuda, sebut saja Banu, sampai sekarang belum menikah. Usahanya sudah sukses dan umurnya sudah masuk kepala tiga. Beberapa rekan mencoba mendorongnya untuk segera menikah, namun ternyata masalah utama Banu adalah grogi saat ketemu dengan lawan jenisnya. Banu bingung harus berkata apa. Penampilan Banu juga ga keren-keren amat, sehingga banyak gadis yang menjauhi ketika bertemu dengannya.
Problem ini tak kunjung selesai hingga salah satu rekannya yang juga berbisnis handphone, memberinya tips jitu untuk berkenalan dengan gadis, sekaligus terlihat tajir dan keren. Caranya adalah dengan meminta pin handphone merk ternama, sebut saja merk Bebe.
Teori demi teori pun diterima Banu dari hari ke hari, sampai suatu saat dirinya duduk berdampingan dengan seorang gadis yang tampaknya cantik dan baik hati di halte bus. Dalam hati pun Banu berkata, “Wah, saatnya praktik nih…”
Banu pun menyapa, “Siang Mbak.”
Sang gadis menjawab, “Siang Mas.”
“Mau kemana Mbak?” Tanya Banu lagi.
“Ke jalan Arjuna Mas.”
“Oh…gitu ya. Ehm…punya isolasi hitam ga Mbak?” Tanya Banu basa-basi.
“Waduh, kalo itu saya ga punya Mas.”
“Tapi kalo pin Bebe punya dong.”
“Eh..kok tahu, pin Bebe, ya punya lah Mas. Mau dibagi?”
“Ya iyalah Mbak. Hari gini ga punya Bebe, apa kata dunia.” Ujar Banu.
“Ini Bebe saya, kalo Mas, Bebenya mana?”
“Wah, kalo handphone bebe saya ga punya Mbak, tapi kalo pin Bebe, jangan kuatir saya punya kok.” Jawab Banu sambil menunjukkan “pin” bertuliskan Bebe yang terpasang di tas ranselnya.
Hehe..
Ternyata teori dan praktik berbeda bila tidak berlatih.
Salam Pemenang Kehidupan.