Merangkai Masa Depan
Selama satu tahun tinggal di negeri sakura, saya sempat menghadiri TEDX Kyoto dengan tajuk “Onkochishin“, yang terjemahannya “Belajar dari Masa Lalu untuk Merangkai Masa Depan”. Sebuah kata yang singkat namun punya makna yang sangat dalam. Ya, tidak ada yang tahu seperti apa masa depan kita, namun untuk merefleksikannya, kita bisa belajar dari masa lalu.
Mudahnya, sosok kita saat ini, apapun profesi kita, apapun kesibukan kita, adalah hasil akumulasi dari masa lalu. Kebaikan yang kita tanam, kerja keras yang kita lakukan bahkan kasih sayang yang kita bagi dengan sesama, akan menciptakan kebaikan, hasil dan kasih sayang saat ini pula. Apa yang kita lakukan di masa lalu tak akan mengkhianati hasil saat ini.
Ibarat seorang seniman, merangkai masa depan sama seperti usaha menggambar atau melukis karya seindah dan sebaik mungkin. Bedanya, jika seorang seniman masih mungkin bisa menghapus atau mengulang gambarnya, tidak demikian dengan kehidupan. Kehidupan ibarat proses menggambar tanpa penghapus. Tak bisa diulang. Tak ada replay. Maka, satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah berusaha yang terbaik sehingga membuahkan hasil terbaik. Tak ada pilihan lain.
Baik atau tidaknya gambar kita tergantung dari persiapan, perlengkapan dan keahlian yang cukup. Itu semualah yang menjamin keindahan gambar. Sama dengan kehidupan. Jika kita ingin merangkai masa depan dengan hal yang terbaik, maka kita perlu persiapan, perlengkapan dan keahlian yang baik pula.Kesalahan dalam persiapan, perlengkapan dan keahlian hanya menimbulkan penyesalan. Tentu kita semua tak ingin hal ini terjadi. Oleh karena itu, mulai sekarang berusahalah merangkai masa depan dengan meninggalkan jejak-jejak kebaikan di tiap masa lalu.Salam Amazing.