BLOG

Mengapa Data Mudah Dilupakan

Mayoritas kita memahami bahwa data adalah penguat presentasi, dari sisi logika, referensi maupun ilmiah. Namun ternyata menurut riset Michelle Borkin, mahasiswa program Doktoral di Harvard University, kemampuan manusia untuk mengingat data sangat rendah, jauh dibanding kemampuan manusia untuk mengingat gambar atau image.

Dari riset Borkin yang menggunakan lebih dari 400 image secara acak, baik manusia, hewan maupun data berupa grafik dan tabel, didapat hasil bahwa manusia mampu mengingat antara 91 hingga 109 image yang telah mereka lihat sebelumnya. Mayoritas berupa hal-hal yang familiar untuk manusia, diantaranya adalah bagian tubuh manusia, peralatan sehari-hari dan sebagainya. Hampir tak ada satupun yang mampu mengingat bahwa mereka sudah melihat suatu grafik atau rentetan data tertentu. Pertanyaannya, mengapa data mudah dilupakan, sedangkan image mudah sekali melekat dalam benak manusia, padahal Borkin sudah menggunakan tampilan data dengan pola, baik itu grafik atau tabel, bukan sekedar deretan angka. Berikut jawabannya:

1- Mengingat adalah “low level thing”, hal yang sederhana, tanpa perlu berpikir tajam maupun mengernyitkan dahi. Ada dua kondisi dimana manusia mampu mengingat sesuatu dengan dalam, yang pertama saat rileks dan yang kedua saat emosional (gembira ataupun sedih). Keduanya adalah posisi manusia saat sedikit melibatkan logika. Manusia selalu mengasosiasikan data dengan berpikir berat dan melelahkan. Belum apa-apa otak manusia harus berpikir keras untuk memahami sebuah tampilan data, apalagi mengingatnya. Inilah sebab mengapa data mudah dilupakan.

2- Mayoritas otak manusia lebih mudah mengingat apa-apa yang sudah mereka kenal. Sebagai contoh, Anda mungkin langsung ingat nama teman Anda jika bertemu dan melihat langsung di jalan. Bisa jadi karena wajah dan tutur kata rekan kita unik, familiar, sehingga langsung mudah terucap spontan. Coba Anda bandingkan dengan momen saat Anda datang ke sebuah restoran dan memperhatikan nama karyawan yang tertempel di baju mereka, lalu mencoba mengingat kembali hanya dengan melihat wajah mereka. Tentu tidak akan mudah mengingatnya. Mengapa Anda mudah lupa? Karena Anda tidak mengenal mereka, mereka tidak unik, tidak familiar. Hal ini berlaku juga untuk data. Tampilan grafik yang itu-itu saja, tidak kreatif, sekedar gugur kewajiban laporan dan presentasi hanya menjadi angin lalu. Tak berdampak dalam presentasi karena tak bisa diingat dengan mudah.

Jika tidak unik dan familiar, nametag dan wajah hanya akan diingat sesaat, dan sulit untuk mengulangi ingatan itu lagi.

3- Sebab ketiga mengapa data mudah dilupakan menurut Borkin adalah struktur warna tabel, grafik, maupun diagram yang apa adanya dan kurang variatif. Dari hasil risetnya, manusia mudah mengingat image dengan warna harmoni yang terdiri lebih dari lima warna. Warna tersebut ada di pemandangan alam, busana manusia, gedung bertingkat dan sebagainya. Sedangkan di grafik, tabel dan lainnya, jarang memiliki warna lebih dari lima. Kalaupun ada, tidak harmonis. Ini membuat sulit untuk diingat kembali.

Tampilan grafis multiwarna, membuat data mudah diingat.

Nah, itulah 3 sebab mengapa data mudah dilupakan. Semoga mampu membuka pikiran kita tentang pentingnya menampilkan data dengan cara yang benar, sehingga mudah dipahami dan mendalam saat diingat.

Jika Anda ingin belajar cara visualisasi data supaya mudah diingat, Anda bisa bergabung dengan workshop infografis dan visual marketing, Amazing Slide miniMAX di Jakarta 23 & 24 Mei 2015 serta di Surabaya 30 & 31 Mei 2015. Silakan Anda menghubungi Bu Isti di nomor 0857 3333 0407 atau 08123 576 3366 (WA dan Line). Anda bisa juga telepon langsung ke Kreasi Presentasi di nomor (031) 9989 0044.

Salam Amazing.

 

TAGS > , , , , , , , , , , , ,

Post a comment