Tips supaya Tidak Mudah Sakit Hati
Manusia adalah makhluk Tuhan yang punya 2 kelebihan dibanding makhluk Tuhan yang lain. Dua kelebihan itu adalah akal dan perasaan. Dua hal ini tidak bisa dipisahkan. Seseorang yang hanya mengutamakan akal tanpa memperhitungkan perasaan mungkin terlihat obyektif dan adil, namun di sisi lain bisa jadi dia disebut tidak punya nurani. Sebaliknya seseorang yang hanya mengutamakan perasaan saja, tanpa mengimbanginya dengan akal, akan mudah terjebak dalam kegalauan dan sakit hati. Yang salah jadi benar, dan yang benar jadi salah. Boleh jadi seseorang yang dia cintai akan dibela habis-habisan meski dalam posisi bersalah.
Nah, khusus dalam masalah perasaan ini, saya ingin mengaitkannya dengan dunia kerja maupun profesi Anda. Anda yang bekerja sebagai karyawan, mungkin pernah mendapat teguran keras dari atasan, peringatan atau kata-kata yang kurang sedap didengar. Ketika saya menjadi karyawan pun saya pernah mengalami hal yang sama. Seorang dosen menghina saya di depan puluhan mahasiswa. Sakit hati memang, tapi yang lebih menyakitkan adalah rasa malu di depan banyak mahasiswa baru. Ada lagi kisah rekan saya yang selalu mudahnya membatalkan janji, padahal saya sudah sampai di tempat pertemuan, tanpa konfirmasi. Dan itu dia lakukan lebih dari 5 kali. Padahal perjalanan saya ke tempat meeting lebih dari satu setengah jam. Tentu bagi saya, ini sangat mengecewakan.
Perasaan-perasaan inilah yang selama ini sulit kita buang. Ya, buktinya saya bisa menceritakan kisah saya di atas. Dan saya yakin, kalau Anda mau, Anda bisa menceritakan kisah pahit itu panjang lebar. Karena begitu menyakitkannya. Namun tahukah Anda, ketika kita memendam rasa benci dan sakit, daya tahan tubuh kita akan menurun, rasa stres akan meningkat, sehingga kita mudah terserang berbagai penyakit?